MAKALAH
HASIL-HASIL PERIKANAN
KOMODITAS IKAN
CAKALANG DI INDONESIA
TRI DESI
26010116120012
DEPARTEMEN
SUMBERDAYA AKUATIK
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
DIPONEGORO
SEMARANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan
Cakalang (Katsuwonus pelamis) adalah
ikan berukuran sedang dari familia
Skombride
(tuna).
Satu-satunya spesies dari genus
Katsuwonus. Cakalang terbesar,
panjang tubuhnya bisa mencapai 1 m dengan berat lebih dari 18 kg. Cakalang
yang banyak tertangkap berukuran panjang sekitar 50 cm. Nama-nama lainnya
di antaranya cakalan, cakang, kausa, kambojo, karamojo, turingan, dan ada pula
yang menyebutnya tongkol.
Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai
skipjack tuna. Cakalang dikenal sebagai perenang cepat di laut zona pelagik.
Ikan ini umum dijumpai di laut tropis dan subtropis di Samudra Hindia,
Samudra Pasifik, dan Samudra Atlantik.
Cakalang tidak ditemukan di utara Laut Tengah.
Hidup bergerombol dalam kawanan berjumlah besar (hingga 50 ribu ekor ikan).
Makanan mereka berupa ikan, krustasea,
cephalopoda,
dan moluska.
Cakalang merupakan mangsa penting bagi ikan-ikan besar di zona pelagik,
termasuk hiu.
Ikan cakalang
merupakan ikan pelagis besar yang cukup menjadi komoditas yang dominan di
perairan wilayah Timur termasuk Laut Arafura. Struktur populasi cakalang
(Katsuwonus pelamis) di Maluku Utara berdasarkan penelitian Suwartana (1986)
menggunakan data 1980 – 1982 diperoleh bahwa ukuran panjang baku ikan adalah
sekitar 40,3 – 65,4 cm dan kelompok yang menonjol adalah ukuran 46,9 - 53,7 cm
yang diduga berumur antara 2,5 – 3,5 tahun.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah
potensi ikan cakalang di Indonesia ?
2. Bagaimanakah
kandungan gizi yang terdapat pada ikan cakalang ?
3. Apa
saja hasil pengolahan dari ikan cakalang yang bernilai ekonomis ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Potensi ikan cakalang (Katsuwonus pelamis)
Ikan cakalang merupakan salah satu
jenis sumberdaya ikan laut yang mempunyai nilai ekonomis penting dan mempunyai
prospek yang baik.Kekuatan industri penangkapan ikan cakalang sebagai komoditas
bernilai ekonomi tinggi, dan dengan adanya peluang pasar yang terbuka, antara
lain adalah pasar industri penangkapan Indonesia dalam pasar Asia Tenggara
cukup besar. Indonesia merupakan eksportir kedua setelah Thailand.
Infrastruktur industri perikanan tersedia cukup baik dari pemerintah maupun
swasta. Dari sisi pemerintah, sekurang-kurangnya akhir-akhir ini telah ada
kemauan politik untuk memperbaiki kebijakan dalam bidang usaha perikanan
termasuk ikan cakalang . Ikan cakalang banyak ditemui di daerah Prigi ,
Trenggalek , Jawa Timur . Ikan cakalang (Katsuwanus pelamis) merupakan salah
satu ikan ekonomis penting di Indonesia terutama di
daerah Prigi. Data dari Kementerian
Kelautan dan Perikanan (2013) menyebutkan target pertumbuhan ekspor mencapai
19% dimana posisi ikan Tuna, Tongkol dan Cakalang sangat strategis dalam
pertumbuhan ekonomi khususnya penambahan untuk devisa bagi negara, selain
sebagai komoditas pencukupan sumber protein hewani untuk penduduk Indonesia.
Untuk itu, status perikanan cakalang di WPP NRImenjadi sangat penting untuk
diketahui. Tingkat pemanfaatan yang lestari sangat diperlukan terutama di
daerah seperti Prigi yang menurut Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.
KEP.45 / MEN / 2011 tentang Estimasi Potensi Sumberdaya Ikan di Wilayah
Pengelolaan Perikanan (WPP) NRI, perairan Prigi sudah menunjukkan status
tingkat eksploitasi moderate (sedang), artinya bahwa perlu dilakukan kehati–hatian
dalam pengelolaan perikanan agar tetap terjaga keberlanjutannya (Setiyawan,
2016).
Tidak hanya pada daerah Prigi, Ikan
cakalang juga tersebar di berbagai daerah di Indonesia , seperti halnya di
Kepulauan Maluku Salah satu sumber daya perikanan yang
cukup banyak diminati oleh konsumen di daerah Maluku dan sekitarnya yaitu Ikan
Cakalang.. Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) merupakan komoditi
perikanan yang telah diusahakan secara intensif di perairan Indonesia bagian
timur, khususnya di perairan Maluku. Cakalang tergolong dalam jenis tuna kecil,
namun hasil tangkapannya justru yang terbesar dibandingkan dengan jenis ikan lainnya.
dari sekian banyak kepulauan yang ada di Maluku, Pulau Banda yang memiliki
perolehan penangkapan Ikan Cakalang yang paling tinggi.
2.2
Kandungan gizi ikan cakalang
Ikan
laut mengandung banyak zat yang kaya manfaat. Di antaranya adalah Omega 3 dan Omega
6, yakni asam lemak tak jenuh yang berfungsi meningkatkan kecerdasan otak,
melenturkan pembuluh darah, menurunkan kadar trigliserida, dan mencegah
penggumpalan darah. Hasil sebuah penelitian terbaru menyebutkan, bahwa
mengonsumsi ikan turut berperan mencegah munculnya beragam jenis kanker. Seperti
yang sudah dketahui ikan cakalang memiliki kandungan Omega 3 dan Omega 6 yang
cukup tinggi, manfaat dari omega 3 yaitu membantu mekanisme kerja jantung dan
pembuluh darah, serta melindungi jantung dari Fibrilasi Atial (Gangguan Jantung pada orang tua) , membantu
mencegah kanker payudara dan leukimia, menurunkan Resiko AMD (Age-related Macular Disease), untuk ibu
hamil dapat membentuk sel pembuluh darah dan jantung janin
Ikan cakalang merupakan makanan tinggi
protein (20,15%) yang lebih mudah dicerna dibanding hewan terestrial. Penggunaan
ikan cakalang sebagai sumber protein sesuai dengan habitat ikan cakalang yang
banyak ditemukan di perairan Indonesia Timur. Kombinasi beras dan ikan cakalang
dapat dijadikan sebagai pangan fungsional. Salah satu solusi yang ditawarkan
adalah menciptakan bubur instan berbasis ikan cakalang untuk mengatasi
permasalahan gizi buruk. (Yusida, et al 2015).
Ikan cakalang
mengandung zat besi yang berfungsi dalam
membantu proses pembentukan sel darah merah, untuk mengatasi anemia. Selain itu
kandungan vitamin dalam ikan calang tergolong kompleks yaitu vitamin yang larut
dalam lemak : Vitamin A, D, dan E, dan kandungan vitamin lain adalah B1 dan C .
Anti oksidan yang terdapat dalam daging ikan cakalang dapat membantu
meningkatkan kekebalan tubuh .
Ikan
cakalang bermanfaat bagi manusia antara lain
sebagai cara alami untuk melindungi tubuh dari berbagai penyakit,
seperti kanker pankreas, ovarium, mulut, faring, lambung, kerongkongan serta
usus besar . Kandungan Omega-6, dipercaya menurunkan kadar trigliserida,
melenturkan pembuluh darah dan mencegah penggumpalan dan meningkatkan
kecerdasan otak. Dapat mencegah ejakulasi dini. Terapi untuk mengobati rheumatic dan linu tulang.
2.3 Produk olahan ikan cakalang bernilai ekonomis
Dikatakan ikan
cakalang bernilai ekonomis tinggi , karena spesies ikan ini digunakan sebagai
bahan baku oleh berbagai jenis industri pengolahan seperti cakalang fufu , ikan
kayu , ikan kaleng , abon cakalang dan masih banyak lagi . Ikan cakalang juga
tercatat sebagai komoditi ekspor baik dalam bentuk segar , beku, maupun olahan
. Dari kegiatan produk olahan yang menggunakan ikan cakalang sebagai bahan
baku.
Pengasapan ikan merupakan
penggabungan dari proses penggaraman , pengeringan dan pemberian asap untuk
mencegah kerusakan pada ikan . Pengasapan memiliki beberapa keuntungan yaitu
memberikan efek pengawetan , mempengaruhi citarasa , memanfaatkan hasil tangkap
yang berlebih ketika tangkapan berlimpah, memungkinkan ikan untuk disimpan
ketika musim paceklik, meningkatkan ketersediaan protein bagi masyarakat
sepanjang tahun, membuat ikan lebih mudah dikemas, diangkut dan dipasarkan,
biaya cukup murah dan peralatannya sederhana. Pengasapan ikan pada saat ini
dilakukan dengan tujuan untuk memberikan warna, tekstur dan flavor yang khas.
Pengasapan bukan hanya merupakan metode pengawetan tetapi juga menghasilkan
flavor asap yang menjadi atribut khas yang seringkali dicari oleh konsumen.
Flavor merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi penerimaan suatu
produk olahan perikanan. Flavor pada ikan asap tidak hanya dipengaruhi oleh
senyawa fenol tetapi komponen-komponen ekstraktif seperti asam amino bebas yang
terkandung dalam produk perikanan juga akan berperan dalam pemberian citarasa
produk. Pengukuran kandungan senyawa-senyawa tersebut di dalam produk asap
dapat memberikan informasi mengenai jenis asam amino yang berpengaruh pada
pembentukan flavor ikan asap, selain itu proses penggaraman juga dapat
mempengaruhi citarasa produk akhir tergantung dari waktu dan konsentrasi garam
yang digunakan. Ikan asap menjadi awet karena adanya pengurangan kadar air
akibat dari proses pemanasan dan adanya senyawa-senyawa kimia di dalam asap
seperti golongan fenol yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan
berperan sebagai antioksidan. Senyawa fenol dan turunannya banyak terkandung di
dalam asap yang berasal dari kayu. Jumlah kadar fenol akan dipengaruhi oleh
proses pengolahan seperti lamanya waktu pengasapan, komposisi asap, jarak
sumber asap dengan bahan baku, ketebalan asap, jenis kayu dan kondisi pengasapan
lainnya (Ghazali , et al 2014).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
penjelasan diatas , dapat disumpulkan bahwa ikan cakalang memiliki daerah
sebaran yang luas di Indonesia , Ikan cakalang menjadi salah satu komoditi
perikanan yang telah diusahakan secara intensif di perairan Indonesia bagian
timur, khususnya di perairan Maluku. Selain itu ikan cakalang juga menjadi
komoditas komoditi ekspor baik dalam bentuk segar , beku, maupun olahan . Dari
kegiatan produk olahan yang menggunakan ikan cakalang sebagai bahan baku.
Kandungan gizi ikan cakalang beragam antara lain Omega 3 dan Omega 6. Ikan
cakalang merupakan makanan tinggi protein (20,15%) yang lebih mudah dicerna
dibanding hewan terestrial dan mengandung zat besi .
DAFTAR PUSTAKA
Ghazali, R.R., Fronthea ,S dan Romadhon. 2014. Analisa Tingkat Keamanan
Ikan Manyung (Arius thalassinus) Asap
Yang Diolah Dengan Metode Pengasapan Berbeda . Jurnal Pengolahan dan
Bioteknologi Hasil Perikanan. Vol 3(4): .31-38.
Setiyawan,Agus.2016. Pendugaan tingkat pemanfaatan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) di Perairan Prigi, Jawa Timur. Depik,
5(1): 7-11.
Yusida,A.,Rahmawati.,Tri,N.U dan Ryan,F .2015.Formulasi
dan Fortifikasi Ikan Cakalang (Katsuwonus
sp) pada Bubur Instan Sebagai Pangan Fungsional Tinggi Protein dan
Karbohidrat Dalam Penaggulangan Kasus Gizi Buruk di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar